Bekukan Otak, Wanita Ini Berharap Hidup Lagi Saat Obat Kanker Ditemukan





Di tengah keadaannya yang sedang sekarat, perempuan ini memutuskan untuk membekukan otaknya. Dia berharap akan hidup lagi setelah obat untuk kanker otak yang disandangnya ditemukan.

Adalah Kim Suozzi (23) yang berniat membekukan otaknya setelah dua tahun bergelut melawan kanker otak dan mengetahui penyakitnya akan berujung kematian. Sang ibunda, Jane Suozzi, pun berupaya menguatkan diri atas keputusan Kim.

"Saya berusaha lebih keras untuk menguatkan diri saya, dan mencoba untuk baik-baik saja dengan keputusan ini. Saya baik-baik saja atas keputusan ini," kata Jane seperti dikutip dari Fox News, Selasa (29/1/2013).

Selama dua tahun terakhir hidupnya, Kim mengetahui dirinya tengah sekarat akibat kanker otak agresif yang disebut Glioblastoma multiforme. Sebelum didiagnosis, dia menggagas ide untuk melakukan kriopreservasi. Kim memang tertarik dengan hal yang terkait dengan otak dan berniat mendapatkan gelar doctor dalam neuroscience.

Kriopreservasi adalah usaha untuk membekukan organisme, jaringan, atau sel, untuk kemudian dihidupkan kembali setelah beberapa waktu. Di bidang medis, Kriopreservasi sangat berguna untuk mengawetkan organ yang akan ditransplantasi dalam waktu lama. Kriopreservasi juga berguna untuk membekukan pasien dengan penyakit yang belum ada obatnya, untuk kemudian dibangunkan kembali saat obat penyakit itu sudah ditemukan.

Keputusan Kim untuk membekukan dirinya berdasarkan harapan adanya ilmu pengetahuan yang dapat menemukan obat kanker otak yang bisa membuatnya sembuh dan menjalani hidupnya lagi. Mengkriopreservasi organ tidak saja mahal tapi juga mengundang kontroversi.

Soal kontroversi, Kim tidak keberatan. Namun biaya menjadi kendala baginya. Dia pun mengekspose keinginan dan kondisinya di internet sembari berharap ada orang-orang yang berkenan membantunya.

Dalam sebuah situsnya, rekan Kim menulis: "Tolong bantu membekukan teman saya".

Atas upayanya, Kim mendapatkan sekitar US$ 7.000 atau sekitar Rp 67 juta. Kim juga mendapatkan donasi lebih dari US$ 60.000 atau setara dengan Rp 580 juta dari kelompok cryo-advocacy dan kelompok Venturism.

Kim menghabiskan dua minggu terakhirnya di sebuah rumah sakit di Scottdale, Arizona. Di saat-saat terakhir hidupnya, dia memilih berada di lokasi yang dekat dengan fasilitas kriopreservasi. Kim meninggal dunia pada 17 Januari lalu.

Di tengah keadaannya yang sedang sekarat, perempuan ini memutuskan untuk membekukan otaknya. Dia berharap akan hidup lagi setelah obat untuk kanker otak yang disandangnya ditemukan.

Adalah Kim Suozzi (23) yang berniat membekukan otaknya setelah dua tahun bergelut melawan kanker otak dan mengetahui penyakitnya akan berujung kematian. Sang ibunda, Jane Suozzi, pun berupaya menguatkan diri atas keputusan Kim.

"Saya berusaha lebih keras untuk menguatkan diri saya, dan mencoba untuk baik-baik saja dengan keputusan ini. Saya baik-baik saja atas keputusan ini," kata Jane seperti dikutip dari Fox News, Selasa (29/1/2013).

Selama dua tahun terakhir hidupnya, Kim mengetahui dirinya tengah sekarat akibat kanker otak agresif yang disebut Glioblastoma multiforme. Sebelum didiagnosis, dia menggagas ide untuk melakukan kriopreservasi. Kim memang tertarik dengan hal yang terkait dengan otak dan berniat mendapatkan gelar doctor dalam neuroscience.

Kriopreservasi adalah usaha untuk membekukan organisme, jaringan, atau sel, untuk kemudian dihidupkan kembali setelah beberapa waktu. Di bidang medis, Kriopreservasi sangat berguna untuk mengawetkan organ yang akan ditransplantasi dalam waktu lama. Kriopreservasi juga berguna untuk membekukan pasien dengan penyakit yang belum ada obatnya, untuk kemudian dibangunkan kembali saat obat penyakit itu sudah ditemukan.

Keputusan Kim untuk membekukan dirinya berdasarkan harapan adanya ilmu pengetahuan yang dapat menemukan obat kanker otak yang bisa membuatnya sembuh dan menjalani hidupnya lagi. Mengkriopreservasi organ tidak saja mahal tapi juga mengundang kontroversi.

Soal kontroversi, Kim tidak keberatan. Namun biaya menjadi kendala baginya. Dia pun mengekspose keinginan dan kondisinya di internet sembari berharap ada orang-orang yang berkenan membantunya.

Dalam sebuah situsnya, rekan Kim menulis: "Tolong bantu membekukan teman saya".

Atas upayanya, Kim mendapatkan sekitar US$ 7.000 atau sekitar Rp 67 juta. Kim juga mendapatkan donasi lebih dari US$ 60.000 atau setara dengan Rp 580 juta dari kelompok cryo-advocacy dan kelompok Venturism.

Kim menghabiskan dua minggu terakhirnya di sebuah rumah sakit di Scottdale, Arizona. Di saat-saat terakhir hidupnya, dia memilih berada di lokasi yang dekat dengan fasilitas kriopreservasi. Kim meninggal dunia pada 17 Januari lalu.

Follow On Twitter